IntipSeleb – Belakangan ini, jagat media sosial dihebohkan dengan kabar mengenai banyaknya anak-anak yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Informasi ini memicu keprihatinan masyarakat terhadap kesehatan anak-anak Indonesia. Namun, benarkah ada lonjakan kasus gagal ginjal pada anak di tahun 2024? Yuk kita intip penejalasannya.
Fakta Kasus Cuci Darah
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), angkat bicara untuk meluruskan isu tersebut. Dalam sebuah video yang beredar, dokter Piprim menjelaskan bahwa RSCM memang memiliki unit dialisis khusus untuk anak-anak.
Ini adalah satu-satunya fasilitas semacam itu yang ada di Indonesia, dan karena itu, anak-anak yang mengalami gangguan ginjal terminal dari berbagai daerah datang ke RSCM untuk mendapatkan perawatan hemodialisis atau cuci darah.
"RSCM itu ada unit dialisis khusus anak, sementara di rumah sakit lain belum tersedia, oleh karena itu di unit khusus itu memang semua isinya adalah pasien anak-anak yang mengalami gangguan ginjal terminal dan butuh dilakukan hemodialisis," kata dokter Piprim dikutip dari VIVA.
Tidak Ada Lonjakan Kasus
Menurut dr. Piprim, kasus cuci darah pada anak bukanlah hal baru. Prosedur ini sudah biasa dilakukan dan cukup sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan ginjal serius. Ia menegaskan bahwa tidak ada peningkatan signifikan dalam jumlah kasus gagal ginjal anak di tahun ini.
"Secara nasional tidak dilaporkan lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan, sebagaimana tahun lalu ketika ada kasus keracunan EG dan DEG. Jadi sebetulnya, kasus cuci darah pada anak ini memang sudah biasa dilakukan, dan sudah sering terjadi," kata dokter Piprim.
Lebih lanjut, dr. Piprim memberikan beberapa tips penting yang harus diperhatikan orang tua agar kesehatan ginjal anak tetap terjaga dengan baik. Salah satunya adalah memastikan anak-anak rutin minum air putih dalam jumlah yang cukup.
“Yang pertama biasakan minum air putih secara cukup. Jika anak itu 20 Kg, minimal 1,5 liter perhari. Makin banyak minum lebih baik," jelasnya.
Selain itu, dr. Piprim menyarankan untuk menghindari konsumsi minuman manis, terutama yang mengandung gula berlebih atau pemanis seperti sirup jagung dengan fruktosa tinggi.
"Hindarkan semaksimal mungkin konsumsi minuman manis, baik manis karena gula atau karena pemanis seperti sirup jagung yang mengandung tinggi fruktosa," tambahnya.
Selain air minum, pengendalian konsumsi garam dan obat-obatan juga sangat penting. Anak-anak sebaiknya mengonsumsi garam secara bijak dan tidak berlebihan, serta menghindari minum obat sembarangan tanpa anjuran dokter. Obat-obatan tertentu dapat berpotensi merusak ginjal jika digunakan tanpa pengawasan.
"Pada obat-obatan tertentu yang bisa berpotensi merusak ginjal, jangan sembarang memberikan obat kepada anak-anak kita. Harus selalu dalam advis dari dokter anak," kata dokter Piprim.
Untuk anak-anak dengan kelebihan berat badan, dr. Piprim menekankan pentingnya penanganan obesitas sejak dini. Obesitas dapat menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan dislipidemia.
"Pada anak-anak obesitas atau overweight. Harus segera diatasi obesitasnya karena obesitas ini biang kerok dari berbagai penyakit degeneratif di kemudian hari, seperti diabetes, hipertensi, dislipidemia, resistensi insulin," tambahnya.
Tips terakhir dari dokter Piprim adalah pentingnya mengajak anak-anak untuk berolahraga secara rutin. Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan fisik tetapi juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat sistem imun.
"Apabila orang rajin berolahraga aliaran darahnya beredar dengan cepat dan ini sangat baik untuk organ-organ tubuh kita seperti jantung dan juga ginjal, kemudian sistem imunitas kita akan terpelihara baik," pungkasnya.