IntipSeleb – Halo Inselicious! Pernah mendengar gangguan defisiensi vitamin D atau belum? Kalau belum, yuk simak penjelasan dari dr. Gammarida Magfirah di kanal YouTube Kata Dokter!
Defisiensi vitamin D adalah kondisi di mana tubuh kita tidak memiliki cukup vitamin D untuk mengatur beberapa fungsi tubuh penting. Vitamin D ini sangat vital untuk kesehatan tulang dan fungsi tubuh lainnya, termasuk sistem kekebalan tubuh. Nah, defisiensi vitamin D bisa membawa dampak signifikan pada kesehatan kita, termasuk meningkatkan risiko osteoporosis, masalah imun, dan bahkan gangguan mood. Penasaran kan seperti apa sih gangguan ini? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Pentingnya Vitamin D
Vitamin D adalah prohormon yang penting untuk kesehatan tulang dan fungsi tubuh lainnya. Salah satu fungsi utama vitamin D adalah membantu penyerapan kalsium dan fosfor, dua mineral penting untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam menjaga daya tahan tubuh kita.
Cara utama untuk mengetahui apakah seseorang mengalami defisiensi vitamin D adalah melalui tes darah yang mengukur kadar 25-hidroksamin D. Ambang batas minimal yang disarankan adalah sekitar 20-50 ng/ml. Gejala defisiensi vitamin D bisa bervariasi, seperti nyeri tulang, nyeri punggung, kelemahan otot, mudah lelah, dan lebih rentan terkena penyakit karena daya tahan tubuh menurun.
Siapa yang Berisiko?
Beberapa kelompok orang lebih berisiko mengalami defisiensi vitamin D, seperti:
1. Orang yang tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari terbatas.
2. Orang dengan kulit gelap karena melanin yang tinggi mengurangi kemampuan kulit untuk memproduksi vitamin D.
3. Lansia, yang biasanya memiliki penyerapan vitamin D yang lebih rendah.
4. Orang obesitas dan mereka dengan masalah penyerapan nutrisi.
5. Bayi yang diberi ASI eksklusif dari ibu yang juga mengalami defisiensi vitamin D.
6. Orang dengan penyakit hati atau ginjal, yang mempengaruhi konversi vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Berapa Dosis Vitamin D yang Dibutuhkan?
Setiap hari, manusia membutuhkan asupan vitamin D sekitar 400-800 IU (International Units). Namun, pada kondisi tertentu seperti saat sakit atau sudah didiagnosis defisiensi vitamin D, dosis yang disarankan bisa lebih tinggi. Bayi membutuhkan sekitar 1.000 IU, anak-anak sekitar 1.000-2.500 IU, dan dewasa maksimal 4.000 IU per hari. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D, karena kelebihan vitamin D juga bisa berbahaya.
Vitamin D bisa didapatkan dari makanan hewani seperti ikan salmon dan sarden, yang mengandung sekitar 300-500 IU vitamin D. Kuning telur juga mengandung vitamin D meskipun kadarnya tidak setinggi ikan salmon dan sarden. Dari sumber nabati, jamur dan makanan yang diperkaya vitamin D seperti sereal, yogurt, susu sapi, dan margarin bisa menjadi pilihan. Tapi ingat, makanan kaya vitamin D tidak akan terlalu bermanfaat jika tubuh kita kurang mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.
Paparan sinar matahari membantu mengubah provitamin D di kulit menjadi vitamin D aktif. Beruntungnya, kita tinggal di negara tropis seperti Indonesia yang mendapatkan sinar matahari yang cukup. Jadi, pastikan untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit setiap hari.
Bahaya Kelebihan Vitamin D
Meskipun penting, konsumsi vitamin D yang berlebihan juga tidak baik. Tubuh akan berusaha mengeluarkan kelebihan vitamin ini melalui urine, tetapi jika tidak maksimal, bisa menyebabkan penumpukan di ginjal dan menimbulkan masalah medis lainnya.
Defisiensi vitamin D bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari nyeri otot hingga risiko osteoporosis. Oleh karena itu, penting untuk memastikan tubuh mendapatkan asupan vitamin D yang cukup melalui paparan sinar matahari, makanan, dan suplemen jika diperlukan. Jadi, Inselicious, yuk perhatikan kadar vitamin D dalam tubuh kita agar tetap sehat dan bugar!