Foto : Freepik.com
Foto : Pinterest

Beberapa kelompok orang lebih berisiko mengalami defisiensi vitamin D, seperti:

1. Orang yang tinggal di daerah dengan paparan sinar matahari terbatas.
2. Orang dengan kulit gelap karena melanin yang tinggi mengurangi kemampuan kulit untuk memproduksi vitamin D.
3. Lansia, yang biasanya memiliki penyerapan vitamin D yang lebih rendah.
4. Orang obesitas dan mereka dengan masalah penyerapan nutrisi.
5. Bayi yang diberi ASI eksklusif dari ibu yang juga mengalami defisiensi vitamin D.
6. Orang dengan penyakit hati atau ginjal, yang mempengaruhi konversi vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

Berapa Dosis Vitamin D yang Dibutuhkan?

Foto : Freepik/ wirestock

Setiap hari, manusia membutuhkan asupan vitamin D sekitar 400-800 IU (International Units). Namun, pada kondisi tertentu seperti saat sakit atau sudah didiagnosis defisiensi vitamin D, dosis yang disarankan bisa lebih tinggi. Bayi membutuhkan sekitar 1.000 IU, anak-anak sekitar 1.000-2.500 IU, dan dewasa maksimal 4.000 IU per hari. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D, karena kelebihan vitamin D juga bisa berbahaya.

Vitamin D bisa didapatkan dari makanan hewani seperti ikan salmon dan sarden, yang mengandung sekitar 300-500 IU vitamin D. Kuning telur juga mengandung vitamin D meskipun kadarnya tidak setinggi ikan salmon dan sarden. Dari sumber nabati, jamur dan makanan yang diperkaya vitamin D seperti sereal, yogurt, susu sapi, dan margarin bisa menjadi pilihan. Tapi ingat, makanan kaya vitamin D tidak akan terlalu bermanfaat jika tubuh kita kurang mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.

Topik Terkait