IntipSeleb – Puluhan warga Palestina tewas dan mengalami luka-luka usai adanya serangan roket dari Israel di kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza selatan, pada Minggu, 25 Mei 2024. Kabar tersebut membuat seruan All Eyes on Rafah kembali bergema di media sosial.
Lalu apa sih sebenarnya makna dari All Eyes on Rafah? Yuk kita intip di bawah ini.
Serangan Israel
Setidaknya 30 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan roket yang diluncurkan oleh Israel di kamp pengungsi di kota Rafah, Gaza Selatan, pada Minggu, 25 Mei 2024. Informasi ini disampaikan oleh pejabat medis setempat yang menangani para korban.
Menurut Kantor Media Gaza, serangan tersebut terjadi di dekat pangkalan logistik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di daerah Tal al-Sultan. Pesawat Israel diketahui menargetkan beberapa tenda di kawasan tersebut, menggunakan rudal dan bom seberat 2.000 pon.
Rafah, sebuah kota kuno yang berada di Jalur Gaza bagian Selatan, terletak sekitar 30 kilometer di sebelah Barat Daya Kota Gaza dan berbatasan langsung dengan Mesir. Kota ini dikenal sebagai gerbang Utara Sinai, menghubungkan Mesir dengan Levant yang kini mencakup Palestina, Israel, Lebanon, Suriah, dan Yordania.
Dengan luas sekitar 60 kilometer persegi, populasi Rafah mencapai 191.000 jiwa pada tahun 2021. Namun, kini diperkirakan populasi kota tersebut terdiri dari 1,5 juta orang Palestina, sebagian besar di antaranya adalah pengungsi yang tinggal di kamp-kamp.
Makna All Eyes on Rafah
All Eyes on Rafah adalah seruan bagi masyarakat dunia untuk memperhatikan dan tidak mengabaikan apa yang terjadi di Rafah. Seruan ini muncul setelah serangan Israel pada Februari 2024 lalu, ketika para pendukung Palestina mulai menyerukan perhatian global terhadap kondisi di kota tersebut.
Kota Rafah menjadi fokus perhatian dunia setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa pasukannya akan maju ke Rafah. Kota ini menjadi tempat perlindungan bagi sekitar 1,4 juta warga Palestina, yang banyak di antaranya berduka atas kehilangan anak-anak mereka dalam konflik yang berlarut-larut.
Seruan All Eyes on Rafah juga mencerminkan ketegangan yang ada di kota tersebut, yang nasibnya mungkin akan ditentukan oleh perundingan yang dimediasi oleh Mesir, Amerika Serikat, dan Qatar. Perundingan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, termasuk pembebasan sisa sandera Israel oleh Hamas dan pembebasan tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Tragedi yang terjadi di Rafah pada Minggu kemarin menambah daftar panjang konflik yang tak kunjung usai di wilayah Gaza. Seruan untuk gencatan senjata dan penghentian kekerasan semakin menguat.