Inilah momen ketika pikiran kita meredup, terlepas dari upaya keras kita untuk tetap terjaga.
Microsleep terjadi ketika tubuh dan pikiran kita mencapai titik kelelahan yang menghancurkan, seringkali sebagai respons terhadap kurang tidur, kelelahan berat, atau aktivitas monoton yang membosankan.
Jika dibiarkan tidak terkendali, microsleep bisa menjadi pembunuh diam-diam di jalan raya yang ramai atau di ruang rapat yang membosankan.
Kecelakaan mobil maut, tabrakan pesawat yang mematikan, atau kegagalan pada tingkat profesional yang menghancurkan, semua bisa menjadi akibat dari microsleep yang tidak disadari.
Dalam mengeksplorasi kedalaman microsleep, kita harus memahami bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi akibat kekurangan tidur atau jadwal yang padat.
Bahkan, microsleep bisa menjadi manifestasi dari bagaimana gaya hidup modern telah mengubah pola tidur kita.
Dengan terus-menerus terhubung dengan teknologi, tekanan pekerjaan yang meningkat, dan gangguan lainnya, tidur telah menjadi komoditas yang mahal namun sering terpinggirkan.
Tapi, bagaimana microsleep bisa terjadi? Jawabannya terletak dalam kompleksitas otak manusia. Otak kita adalah sistem yang luar biasa, tetapi juga rentan terhadap gangguan.