Foto : Tangkap Layar Youtube @Kata Dokter

IntipSelebKanker usus besar, atau yang lebih dikenal sebagai kanker kolorektal, tidak lagi sekadar menjadi nama yang terdengar menakutkan di antara kita. Ia muncul sebagai salah satu tantangan kesehatan yang mendesak dan merayap diam-diam di masyarakat global.

Perlu disadari bahwa kanker ini tidak mengenal batasan usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Kita semua rentan terhadap serangan yang mengancam ini.

Apa itu Kanker Usus Besar?

Kanker usus besar menandai pertumbuhan sel-sel abnormal yang terlokalisasi di dalam kolon atau rektum.

Seiring waktu, sel-sel ini berkembang biak tanpa kendali, membentuk tumor yang bisa menjadi ganas dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Kolon dan rektum adalah bagian dari sistem pencernaan manusia yang membentuk saluran pencernaan besar. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:

1. Kolon (Usus Besar):

Kolon, juga dikenal sebagai usus besar, adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak setelah usus halus dan sebelum rektum.

Kolon memiliki beberapa bagian yang berbeda, termasuk:

- Cecum: Ini adalah bagian awal dari kolon yang terhubung dengan usus kecil melalui katup ileocecal.
- Colon Ascendens (usus naik): Bagian kolon yang naik di sepanjang sisi kanan perut.
- Colon Transversum (usus melintang): Bagian kolon yang melintang di perut.
- Colon Descendens (usus menurun): Bagian kolon yang turun di sepanjang sisi kiri perut.
- Colon Sigmoid (usus sigmoid): Bagian kolon yang berbentuk S dan terletak di bagian bawah perut sebelum mencapai rektum.

Kolon berfungsi untuk menyerap air dan garam dari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna oleh usus halus, membentuk tinja, dan mempersiapkannya untuk dikeluarkan dari tubuh.

2. Rektum:

Rektum adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara kolon sigmoid dan anus. Ini adalah tempat di mana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.

Fungsi utama rektum adalah sebagai tempat penyimpanan sementara tinja sebelum dikeluarkan selama proses defekasi.

Peran Penting dalam Pencernaan:

Kolon dan rektum memainkan peran penting dalam proses pencernaan dan eliminasi tubuh. Mereka membantu dalam penyerapan air, garam, dan nutrisi lainnya dari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna oleh usus halus.

Selain itu, mereka juga bertanggung jawab atas penyimpanan sementara dan pengeluaran tinja dari tubuh.

Kolon dan rektum sering kali menjadi tempat di mana kondisi medis serius seperti kanker kolorektal dapat berkembang, sehingga penting untuk memahami anatomi dan fungsi kedua bagian tersebut serta menjaga kesehatannya dengan pola makan seimbang, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan medis yang teratur.

Deteksi dini memegang peran utama dalam memerangi kanker ini, karena memungkinkan tindakan yang lebih efektif dan meningkatkan prospek kesembuhan.

Membongkar Gejala yang Tersembunyi

Gejala kanker usus besar seringkali bisa dianggap samar dan sering disalahartikan sebagai masalah pencernaan biasa.

Namun, kesadaran akan gejala-gejala ini sangat penting untuk mendeteksi kanker sejak dini. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:

- Perubahan pada Kebiasaan Buang Air Besar: Terutama perubahan yang tiba-tiba, seperti diare atau sembelit yang berkepanjangan.

- Darah dalam Tinja atau Perdarahan Rektal: Perhatikan perubahan warna pada tinja atau darah segar pada kertas toilet.

- Nyeri Perut atau Kram: Terutama yang terjadi secara persisten dan tidak terkait dengan faktor lain seperti makanan atau gangguan pencernaan ringan.

- Penurunan Berat Badan yang Tidak Diketahui Penyebabnya: Penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas bisa menjadi pertanda serius.

Langkah Awal dalam Deteksi Dini

Dokter memiliki beberapa alat di bawah lengan mereka untuk mendeteksi dan mengatasi kanker usus besar. Metode utama meliputi:

- Pemeriksaan Tinja untuk Darah Okultisme: Pemeriksaan sederhana ini dapat membantu mendeteksi adanya darah dalam tinja yang tidak terlihat oleh mata telanjang.
- Kolonoskopi: Prosedur ini melibatkan penggunaan alat khusus untuk memeriksa bagian dalam kolon dan rektum, memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi polip atau tumor.
- Tes DNA Tinja: Metode inovatif ini memungkinkan identifikasi DNA yang berasal dari sel-sel kanker yang dilepaskan ke dalam tinja.
- Sigmoidoskopi: Prosedur ini mirip dengan kolonoskopi tetapi hanya memeriksa bagian bawah kolon.

Pengobatan Kanker Usus Besar

Saat dihadapkan pada diagnosis kanker usus besar, pasien dan dokter harus bekerja sama untuk merancang rencana perawatan yang paling efektif.

Pengobatan kanker usus besar tergantung pada sejumlah faktor, termasuk tahap kanker, lokasi tumor, dan kesehatan umum pasien.

Beberapa opsi pengobatan yang umum digunakan mencakup:

- Pembedahan: Langkah pertama umumnya melibatkan pembedahan untuk mengangkat tumor dan jaringan sekitarnya.
- Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan khusus untuk membunuh sel kanker atau mencegah pertumbuhannya.
- Terapi Radiasi: Menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker.
- Terapi Targeted: Menggunakan obat-obatan yang dirancang secara khusus untuk menargetkan sel kanker tertentu.

Meskipun diagnosa kanker usus besar dapat menjadi pukulan yang menghancurkan, penting untuk diingat bahwa terapi dan perawatan yang tepat dapat membawa harapan dan kesembuhan.

Banyak pasien yang berhasil melawan kanker ini dan hidup bahagia dan sehat setelah melewati perjalanan yang menantang.

Kanker usus besar adalah tantangan yang nyata dalam dunia kesehatan. Namun, dengan kesadaran yang lebih besar, deteksi dini, dan terapi yang tepat, kita dapat mengubah aliran perjuangan melawan kanker ini.

Berikut penjelasan lengkap mengenai penyakit ini bersama dr. Endang Nuryadi, Sp.Onk.Rad:

Topik Terkait