IntipSeleb – Atrial fibrilasi merupakan jenis aritmia jantung yang mana penderitanya mengalami gejala detak jantung tidak beraturan, seperti terlalu cepat atau terlalu lambat.
Kendati begitu, penderita atrial fibrilasi justru sering kali tidak sadar dengan penyakitnya karena terjadi nyaris tanpa keluhan. Kenali yuk informasi tentang atrial fibrilasi melalui ulasan di bawah ini.
Faktor Resiko Terjadinya Atrial Fibrilasi
Permasalahan di area jantung menjadi salah satu penyakit sebagai penyebab kematian tertinggi dan menelan biaya perawatan yang besar.
Oleh karenanya, menjaga kesehatan jantung perlu dilakukan sejak dini, termasuk mengenali berbagai jenis permasalahan pada jantung salah satunya atrial fibrilasi.
Atrial fibrilasi adalah kondisi ketika detak jantung berdenyut dengan cepat, lambat, atau tidak beraturan, yang mana normalnya irama jantung manusia berdetak 60-100 kali per menit.
Penyakit ini sering kali menghampiri pasien berusia lanjut. Namun, atrial fibrilasi juga bisa diderita oleh pasien berusia muda karena beberapa resiko.
"Bisa jadi lebih muda kalau ada faktor resiko, contohnya darah tinggi tidak terkontrol, obesitas, kemudian diabet, pasien-pasien dengan kualitas tidur yang tidak baik, pasien ngorok, nah itu akan meningkatkan resiko dari atrial fibrilasi," ujar Dr. Ignatius Yansen Ng, SP.JP (k), FIHA, FAsCC, FAPSC, melansir dari YouTube Kata Dokter, 6 Januari 2024.
Pencegahan Atrial Fibrilasi
Atria fibrilasi bukan sebuah penyakit keturunan, dan berjalan seperti penyakit kanker yang mana terdapat tingkatan stadium bagi para penderitanya.
"Ada stadiumnya, sama kaya kanker dalam stadium yang lebih berat itu kapan kita temukan itu menjadi sangat-sangat penting," tutur Dr. Ignatius Yansen Ng, SP.JP (k), FIHA, FAsCC, FAPSC.
"Yang disebut dengan stadium dini kalau keluhan Atrial Fibrilasinya mungkin munculnya baru setahun sekali atau setahun dua kali. Sedangkan kalau yang sudah stadium lanjut, sudah terus menerus setiap hari tidak pernah normal kembali," lanjut sang dokter.
Oleh karenanya, penting untuk memeriksakan kondisi jantung kepada dokter ahli secara teratur, terlebih jika detak jantung berdebar di luar batas normal yakni 60-100 kali per menit
Semoga informasinya membantu ya!