Foto : Pinterest

Korea Selatan – Hasil penelitian terkini mengungkapkan bahwa Korea Selatan merupakan negara yang memerlukan biaya paling tinggi untuk mendidik anak hingga usia 18 tahun.

Temuan ini juga menjelaskan penyebab menurunnya angka kelahiran yang signifikan di Korsel. Penasan seperti apakah informasinya? Yuk, intip di bawah ini.

Korea Selatan Masuk ke Daftar Negara Mahal untuk Mengasuh Anak

Foto : Instagram/kimbabfamily.official

Melansir dari Magazine Hankyung pada Selasa, 10 Oktober 2023, menurut studi tahunan yang dilakukan oleh YuWa Population Research Institute, yang berbasis di Beijing, Korea Selatan memuncaki daftar sebagai negara termahal untuk mengasuh anak.

Biaya yang diperlukan untuk membesarkan anak di Korea Selatan mencapai 7,79 kali lipat dari produk domestik bruto (PDB) per kapita negara tersebut.

Angka ini setara dengan sekitar 365 juta won Korea atau sekitar RP4,2 miliar. Sementara itu, China menempati peringkat kedua dalam daftar ini, diikuti oleh Jerman dan Prancis pada peringkat ketiga dan keempat.

Namun, fakta bahwa biaya membesarkan anak begitu tinggi di Korea Selatan berdampak negatif pada tingkat kelahiran di negara itu.

Angka Kelahiran di Korea Selatan Rendah

Foto : Freepik

Saat ini, tingkat kelahiran di Korea Selatan hanya mencapai 0,78, yang berarti hanya 78 bayi yang akan lahir setiap 100 wanita sepanjang hidup mereka.

Angka tersebut mencapai titik terendahnya sejak tingkat kelahiran di Korea Selatan turun menjadi 1,48 pada tahun 2000. Ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun 1980 dan 1960, ketika tingkat kelahiran di Korea Selatan mencapai 2,82 dan 5,95 secara berturut-turut.

Penyebab menurunnya angka kelahiran di Korea Selatan adalah karena fokus besar masyarakat Korea pada pendidikan anak-anak mereka.

Menurut laporan tahun 2022, masyarakat Korea mengeluarkan jumlah besar, yaitu KRW 26 triliun won (sekitar Rp301 triliun), untuk membiayai les atau bimbingan belajar (bimbel) bagi anak-anak mereka. Dengan kata lain, orang tua di Korea Selatan setidaknya menghabiskan KRW 524.000 won (sekitar Rp6 juta) setiap bulannya untuk biaya pendidikan anak mereka.

Di Seoul dan banyak orang yang mengeluarkan uang besar setiap bulannya untuk taman kanak-kanak berbahasa Inggris ini karena mereka percaya bahwa anak-anak lebih mudah mempelajari bahasa asing saat masih kecil, dan kemampuan ini dianggap penting.

Selain itu, banyak orang tua mengirim anak-anak mereka ke bimbel karena mereka ingin memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan pengawasan dan perhatian saat mereka sendiri pergi bekerja. Diskusi tentang opsi pendidikan sering terjadi saat orang tua berkumpul bersama teman-teman mereka maupun anggota keluarga.

Mata pelajaran yang paling sering diajarkan di pusat bimbingan belajar (bimbel) adalah bahasa Inggris dan matematika. Kedua mata pelajaran ini diyakini sebagai kunci untuk diterima di sekolah menengah atas yang terbaik, yang nantinya akan membantu mereka melanjutkan ke perguruan tinggi prestisius dan memperoleh pekerjaan yang berkualitas. (nes)

Topik Terkait