IntipSeleb – Dalam dokumenter yang berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso,' kasus yang melibatkan kopi beracun dengan sianida menjadi topik pembicaraan yang mendadak ramai.
Akibat kasus tersebut, pengadilan telah menyimpulkan bahwa Jessica Wongso bersalah atas pembunuhan sahabatnya, Mirna Salihin, di Kafe Olivier, Mall Grand Indonesia, dan menjatuhkan vonis penjara selama 20 tahun untuknya.
Sianida adalah jenis racun yang memiliki efek sangat cepat dan pernah digunakan sebagai senjata kimia selama Perang Dunia I. Dikutip dari situs Departemen Kesehatan New York, berikut adalah beberapa fakta terkait kasus sianida, langsung intip yuk!
1. Keberadaan Sianida di Sekitar Kita
Kadar sianida dalam jumlah rendah dapat ditemukan di alam dan juga dalam produk yang umumnya kita konsumsi atau gunakan sehari-hari. Sianida dapat dihasilkan oleh bakteri, jamur, dan beberapa jenis alga.
Selain itu, sianida juga dapat ditemukan dalam berbagai sumber, seperti asap rokok, emisi knalpot kendaraan, dan berbagai jenis makanan seperti bayam, rebung, almond, kacang lima, biji buah, dan tapioka.
2. Beragam Bentuk Kimia Sianida
Sianida memiliki beberapa bentuk kimia yang berbeda. Hidrogen sianida, sebagai contoh, berbentuk cairan berwarna biru pucat atau tidak berwarna pada suhu kamar, dan menjadi gas tidak berwarna pada suhu yang lebih tinggi. Sianida ini memiliki bau yang khas, mirip dengan bau almond yang pahit.
Selain itu, terdapat juga natrium sianida dan kalium sianida yang berwujud bubuk putih dan memiliki bau pahit yang menyerupai almond. Bahan kimia lain yang disebut sianogen juga dapat menghasilkan sianida. Sianogen klorida, sebagai contoh, adalah gas cair yang tidak berwarna, lebih berat daripada udara, dan memiliki bau yang sangat tajam.
Meskipun beberapa senyawa sianida memiliki bau yang khas, bau tersebut bukanlah cara yang efektif untuk mendeteksi keberadaan sianida, karena ada beberapa orang yang tidak dapat mencium bau sianida dan orang lain mungkin dapat menciumnya pada awalnya, tetapi kemudian menjadi terbiasa dengan baunya.
3. Penggunaan Sianida dalam Berbagai Industri
Hidrogen sianida pernah digunakan secara historis sebagai senjata kimia. Selain itu, senyawa yang mengandung sianida digunakan dalam berbagai aplikasi industri seperti pestisida, fumigan, produksi plastik, dan bahkan dalam industri pertambangan.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pewarnaan dan pembuatan obat-obatan juga menggunakan sianida dalam proses produksinya.
Beberapa proses industri, termasuk produksi besi dan baja, industri kimia, dan pengolahan air limbah, dapat menghasilkan sianida. Selama proses klorinasi air, misalnya, sianogen klorida dapat dihasilkan dalam jumlah yang rendah.
4. Dampak Sianida pada Tubuh
Setelah terpapar, sianida akan dengan cepat masuk ke dalam aliran darah. Dalam dosis kecil, sianida dalam tubuh dapat diubah menjadi tiosianat, yang cenderung kurang berbahaya dan dikeluarkan melalui urin. Dalam jumlah kecil, sianida juga dapat berperan dalam pembentukan vitamin B12 dalam tubuh, yang membantu menjaga kesehatan saraf dan produksi sel darah merah.
Namun, dalam dosis besar, sianida akan menghambat kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Bagian tubuh seperti jantung, sistem pernapasan, dan sistem saraf pusat adalah yang paling rentan terhadap keracunan sianida dalam dosis besar.
5. Tindakan Penanganan Jika Terpapar Sianida
Langkah pertama yang sangat penting dalam mengatasi paparan sianida adalah menjauh dari sumber paparan dan mencari udara segar. Penanganan lanjutan keracunan sianida biasanya harus dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.
Biasanya, pasien akan diberikan oksigen. Dua jenis obat penawar, yaitu natrium nitrit dan natrium tiosulfat, sering digunakan untuk mengatasi efek keracunan sianida yang serius.
Kadang-kadang, obat lain juga mungkin diperlukan untuk mengendalikan efek kesehatan tambahan yang disebabkan oleh sianida, seperti kejang.
Orang yang mengalami tanda dan gejala keracunan sianida yang serius harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit, terutama jika mereka pingsan atau tidak sadarkan diri. Keterlambatan dalam pengobatan dapat berakibat fatal.