Jakarta – Pernikahan adalah salah satu momen paling bersejarah dalam kehidupan seseorang, dan tradisi-tradisi yang mengiringinya seringkali menjadi bagian penting dari perayaan tersebut. Salah satu tradisi yang telah berusia ratusan tahun dan terus berkembang adalah peran bridesmaid atau pengiring pengantin.
Berikut asal usul tradisi bridesmaid dari masa lalu hingga masa kini. Penasaran? Yuk Intip!
Tradisi di Zaman Kuno
Jejak awal tradisi bridesmaid dapat ditelusuri hingga zaman kuno Romawi, Yunani, dan Mesir. Dalam pernikahan Romawi, ada tradisi memilih sepuluh pengiring pengantin untuk melindungi pengantin perempuan dari gangguan dan bahaya saat menuju tempat pernikahan.
Di Mesir Kuno, pengiring pengantin perempuan akan mendampingi calon mempelai wanita untuk menghadapi roh jahat yang bisa mengganggu kebahagiaan mereka.
Kemudian pada Abad Pertengahan, tradisi bridesmaid mengambil nuansa religius. Pengiring pengantin perempuan akan memakai pakaian yang serupa dengan pengantin perempuan, dengan tujuan untuk membingkai pengantin dan mengalihkan perhatian dari roh jahat.
Di sisi lain, di zaman Viking, bridesmaid bertugas membantu pengantin dalam persiapan dan perjalanan pernikahan.
Lebih lanjut, tradisi bridesmaid mengalami perubahan signifikan pada abad ke-20. Masa ini ditandai dengan pergeseran fokus dari tujuan simbolis menuju peran praktis.
Bridesmaid mulai terlibat aktif dalam merencanakan pernikahan, membantu dengan persiapan, dan menyediakan dukungan emosional bagi pengantin. Pakaian bridesmaid juga mulai beragam, dengan tren mode yang berubah seiring waktu.
Bridesmaid di Masa Kini
Saat ini, tradisi bridesmaid lebih ditekankan pada pertemanan dan dukungan emosional. Bridesmaid adalah sahabat atau anggota keluarga yang dipilih oleh pengantin untuk berada di sisinya selama perjalanan menuju pernikahan.
Mereka membantu mengatur pernikahan, memberikan dukungan saat pengantin stres, dan berbagi kebahagiaan pada hari bahagia tersebut.