Foto : Freepik

IntipSeleb – Serangan panik adalah respons fisik dan emosional yang intens terhadap situasi atau stimulus yang dirasakan sebagai ancaman atau berbahaya, meskipun tidak selalu ada ancaman nyata yang ada. Serangan panik bisa terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan, dan gejalanya bisa sangat mengganggu dan menakutkan.

Lantas seperti apakah tips untuk meredakan ketika panik menyerang? Yuk, intip artikel selengkapnya di bawah ini!

Tips Ketika Panic Attact

Foto : freepik

Serangan panik merupakan pengalaman yang mengganggu dan bisa sangat menakutkan. Baru-baru ini media sosial menyoroti momen ketika Jennie BLACKPINK terserang panic attack.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami serangan panik, bisa melakukan langkah-langkah berikut ini, yuk simak!

1. Mengenalinya: Ketahui tanda-tanda serangan panik, seperti detak jantung yang cepat, napas pendek, keringat berlebih, gemetar, dan perasaan takut atau kehilangan kendali.

2. Bernafaslah Perlahan: Cobalah untuk mengendalikan pernapasan dengan perlahan. Tarik napas dalam-dalam dan buang napas perlahan.

3. Coba Teknik Relaksasi: Cobalah teknik seperti meditasi, visualisasi, atau berbicara kepada diri sendiri dengan positif.

4. Temukan Tempat yang Aman: Pindahlah ke tempat yang membuat Anda merasa aman dan b nyaman jika memungkinkan.

5. Cari Dukungan: Jika mungkin, berbicaralah dengan seseorang yang Anda percayai tentang apa yang Anda alami. Dukungan sosial dapat membantu.

6. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental: Jika serangan panik berulang atau mengganggu kehidupan sehari-hari Anda, penting untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater yang berpengalaman.

7. Hindari Stimulan: Hindari minuman berkafein, alkohol, dan rokok, karena ini dapat memperburuk gejala.

Jika ini adalah situasi darurat atau Anda atau seseorang berisiko cedera, segera hubungi layanan darurat atau profesional kesehatan.

Faktor Serangan Panik

Foto : freepik

Beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap serangan panik meliputi:

1. Keturunan dan Genetika: Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan atau serangan panik dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Faktor genetika juga dapat memainkan peran dalam kerentanan terhadap serangan panik.

2. Gangguan Kecemasan: Serangan panik sering kali terkait dengan gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan umum (GAD) atau gangguan panik. Orang yang memiliki gangguan ini cenderung lebih rentan terhadap serangan panik.

3. Perubahan Kesehatan Fisik: Beberapa kondisi medis seperti gangguan tiroid, penyakit jantung, dan masalah pernapasan dapat memicu serangan panik.

4. Stres dan Trauma: Stres kronis atau pengalaman trauma masa lalu dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan panik.

5. Pergeseran Kognitif: Perubahan pola pikir atau cara seseorang menafsirkan situasi tertentu dapat berkontribusi pada terjadinya serangan panik. Misalnya, orang yang cenderung merasa terancam atau tidak berdaya mungkin lebih rentan mengalami serangan panik.

6. Konsumsi Kafein atau Stimulan Lainnya: Konsumsi berlebihan kafein atau stimulan lainnya dapat memicu serangan panik pada beberapa orang.

7. Kehidupan yang Penuh Stres: Stres berkepanjangan dalam pekerjaan, hubungan, atau lingkungan hidup dapat mempengaruhi keseimbangan mental dan menyebabkan serangan panik.

8. Kehilangan Kendali atau Rasa Aman: Rasa kehilangan kendali atau ketidaknyamanan dalam situasi tertentu dapat memicu kecemasan yang akhirnya berkembang menjadi serangan panik.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu unik, dan serangan panik dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Jika kamu atau seseorang yang dikenal mengalami serangan panik atau gangguan kecemasan, sangat dianjurkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman. Terapi dan pengelolaan kesehatan mental yang tepat dapat membantu mengatasi serangan panik dan meningkatkan kualitas hidup. (bbi)

Topik Terkait