Maya meraih boneka jelangkung dengan gemetar. Matanya terbelalak saat dia melihat mata boneka itu menyala dengan cahaya merah samar. Tanah liat yang membentuk mulut boneka itu mulai bergerak, seolah-olah sedang mencoba untuk berbicara.
Jelangkung Berbicara
"Kami haus... akan jiwa-jiwa kalian..." bisik suara serak dari boneka tersebut. Sebuah angin dingin bertiup melalui ruangan, merambatkan sensasi horor ke seluruh tubuh remaja-remaja itu.
Mereka merasa terjebak dalam kegelapan dan kehadiran yang jahat. Lilin padam dengan tiba-tiba, dan suara-suara aneh mulai mengisi ruangan. Andre merasakan sentuhan dingin di lehernya, seolah-olah ada sesuatu yang berusaha menyentuhnya dari belakang.
Tanpa berpikir panjang, mereka semua berlarian menuju pintu. Namun, pintu itu ternyata terkunci dan tidak dapat dibuka. Mereka berputar-putar di dalam rumah itu, mencoba mencari jalan keluar sambil merasakan kehadiran yang semakin kuat di sekeliling mereka.
Sampai pada suatu titik, mereka mengumpulkan semua keberanian yang tersisa dan memutuskan untuk mencoba mantra jailangkung sekali lagi untuk membalikkan situasi. Dengan suara yang gemetar, mereka mulai chant, mencoba meredakan amarah entitas jahat yang ada di sekitar mereka.