Konvergensi faktor-faktor ini memandu bisnis menuju strategi yang dapat mendorong mereka ke garis depan industri masing-masing. Contoh ilustratif adalah pendekatan strategis Jollibee, rantai makanan cepat saji yang berbasis di Filipina.
Jollibee berhasil mengawinkan warisan Filipina dengan tren makanan cepat saji global. Sambil mengakui keunggulan komparatifnya dalam memahami selera dan preferensi lokal, Jollibee juga memanfaatkan keunggulan kompetitifnya melalui inovasi dan ekspansi terus-menerus ke pasar internasional. Perpaduan yang harmonis ini telah mendorong Jollibee menjadi pemain dominan tidak hanya di Filipina tetapi juga di panggung global.
Lanskap barang-barang konsumen Asia Tenggara, yang terletak di dalam permadani ASEAN, berfungsi sebagai kanvas di mana keunggulan komparatif dan kompetitif digunakan secara artistik untuk membentuk strategi kemenangan.
Industri kelapa sawit Indonesia, Chang Beer dari Thai Beverage, Indomie, dan Shopee mencontohkan konvergensi dari strategi ini, masing-masing mengukir bentuk yang berbeda dengan mensinergikan kekuatan yang melekat di wilayah ini dengan pendekatan inovatif.
Di dunia yang ditandai dengan perubahan cepat dan konektivitas global, merek lokal di ASEAN memiliki potensi untuk menjadi pesaing global. Dengan mengarungi lautan keunggulan secara gesit dan mahir – di mana kekuatan komparatif dan kompetitif terjalin – merek-merek ini membuat strategi yang tidak hanya memenangkan pasar tetapi juga mendefinisikan ulang industri.
Seiring lanskap barang konsumen yang terus berkembang, perpaduan sukses dari dua keunggulan ini tidak diragukan lagi akan menjadi mercusuar yang memandu brand lokal menuju dominasi pasar dan pengakuan internasional.