2. Pangan alternatif: Di beberapa wilayah, ulat sagu digunakan sebagai pangan alternatif yang menguntungkan untuk mengatasi kekurangan pangan atau sebagai tambahan makanan dalam menu sehari-hari.
3. Sumber pendapatan: Di beberapa komunitas, penangkaran ulat sagu telah dikembangkan untuk tujuan komersial. Hal ini dapat membantu menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.
4. Budaya dan tradisi: Penggunaan ulat sagu sebagai makanan tradisional dan khas dari wilayah tertentu membawa nilai budaya dan tradisi yang kuat. Makanan ini memiliki tempat penting dalam upacara adat dan perayaan lokal.
5. Keseimbangan ekosistem: Meskipun dianggap sebagai hama pada pohon sagu karena merusak tanaman, keberadaan ulat sagu juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, misalnya sebagai sumber pakan bagi hewan lain seperti burung atau mamalia kecil.
6. Potensi penelitian: Ulat sagu juga menarik perhatian para peneliti karena memiliki potensi sebagai sumber protein dan memiliki nilai gizi yang layak untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif yang berkelanjutan.
Meskipun ulat sagu memiliki manfaat bagi masyarakat lokal, penting untuk diingat bahwa pandangan dan preferensi terhadap makanan berbeda di seluruh dunia. Beberapa orang mungkin tidak menganggap ulat sagu sebagai pilihan makanan mereka karena pertimbangan budaya, agama, atau selera pribadi. (bbi)