Foto : Instagram/tinatoon101

Intipseleb – Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang beragam. Salah satu tradisi yang memiliki nilai historis dan mendalam adalah tradisi Sangjit Tionghoa dan bayaran seserahan.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam mengenai asal usul tradisi Sangjit Tionghoa dan bagaimana bayaran seserahan menjadi bagian penting dari prosesi pernikahan di komunitas Tionghoa.

Lantas, seperti apakah tradisi Sangjit? Yuk, intip artikel di bawah ini!

Asal Usul Tradisi Sangjit

Tradisi Sangjit Tionghoa adalah sebuah ritual yang dilakukan dalam rangkaian pernikahan di masyarakat Tionghoa. Kata Sangjit sendiri berasal dari bahasa Hokkian yang berarti ‘meningkatkan keberuntungan’. Tradisi ini melibatkan pemberian sejumlah hantaran berupa barang-barang simbolis dari pihak pria kepada pihak wanita sebagai tanda keseriusan dan penghormatan dalam ikatan pernikahan.

Asal usul tradisi Sangjit Tionghoa dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno di Tiongkok. Pada masa itu, masyarakat Tionghoa meyakini bahwa dengan memberikan hantaran-hantaran ini, mereka dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan kepada pasangan yang baru menikah.

Hantaran-hantaran ini biasanya terdiri dari emas, perak, uang, dan berbagai barang berharga lainnya. Selain itu, tradisi Sangjit Tionghoa juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Setiap barang yang diberikan memiliki arti dan harapan tertentu.

Misalnya, pemberian uang emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran, kain merah melambangkan keberuntungan, dan buah-buahan melambangkan kesuburan. Semua ini melambangkan harapan-harapan baik untuk masa depan pasangan yang baru menikah

Bayaran Seserahan Tionghoa

Selain Sangjit Tionghoa, bayaran seserahan juga merupakan bagian penting dalam tradisi pernikahan di masyarakat Tionghoa. Bayaran seserahan adalah pemberian hantaran dari pihak wanita kepada pihak pria sebagai tanda persetujuan terhadap pernikahan tersebut.

Biasanya, bayaran seserahan terdiri dari barang-barang seperti pakaian, sepatu, jam tangan, dan perhiasan. Bayaran seserahan memiliki makna yang serupa dengan tradisi Sangjit Tionghoa.

Pemberian seserahan ini adalah simbol persetujuan dan dukungan dari pihak wanita terhadap hubungan pernikahan yang akan terjalin. Selain itu, bayaran seserahan juga menunjukkan bahwa pihak wanita telah dipersiapkan dengan baik untuk menjadi seorang istri yang baik dan dapat mendukung keluarga yang akan dibangun.

Dalam perkembangannya, tradisi Sangjit Tionghoa dan bayaran seserahan tidak hanya berlaku di Tiongkok, tetapi juga diwarisi dan dipraktikkan oleh komunitas Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun zaman dan budaya terus berkembang, tradisi ini tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Tionghoa sebagai bagian tak terpisahkan dari pernikahan mereka.

Dalam kesimpulan, tradisi Sangjit Tionghoa dan bayaran seserahan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prosesi pernikahan di komunitas Tionghoa. Asal usul tradisi ini dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno di Tiongkok, dan hingga saat ini tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia. Dengan pemberian hantaran-hantaran ini, tradisi ini melambangkan harapan dan simbol keberuntungan serta persetujuan dalam ikatan pernikahan. (bbi)

Topik Terkait