Foto : Istimewa

Langkah-langkah proaktif yang diambil diantaranya termasuk pembangunan infrastruktur, pelatihan, pemberdayaan masyarakat, penanaman air, serta pengelolaan lingkungan. Program-program seperti pembangunan akses air bersih dan pelatihan di daerah 3T tersebut mengusung nilai-nilai SDGs serta melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pemeliharaan sehingga dinilai lebih berkelanjutan.

Dalam implementasi program perkembangan yang menyasar daerah maupun target penerima manfaat, pentingnya asas program yang berkelanjutan yang didukung pengikutsertaan masyarakat guna memastikan upaya dapat berjalan secara mandiri dan memperluas dampak positif. Sementara itu, Indonesia telah mengadopsi SDGs sebagai bagian dari rencana pembangunan nasional. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target-target tersebut yang mana dari setiap tujuannya masing-masing memiliki target indikator yang diukur secara nasional. Misalnya, dalam hal akses air bersih dan sanitasi, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan persentase populasi yang memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi yang aman. SDGs pun memiliki standar pengukuran yang sangat penting untuk mengevaluasi dan melihat perkembangan dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Pengukuran dapat mencakup berbagai indikator seperti jarak dari rumah ke sumber air bersih, kualitas kebersihan air, dan ketersediaan fasilitas penunjang seperti sanitasi. Dengan berpacu pada pengukuran tersebut, pemangku kepentingan dapat melihat sejauh mana perkembangan yang telah tercapai dan mengidentifikasi daerah mana yang masih memerlukan perbaikan.

Jadi Berkolaborasi

Salah satu organisasi non-profit di Indonesia, Kawan Baik berbagi kiat merencanakan suatu proyek pembangunan di daerah 3T. Organisasi yang didirikan pada 2020 mengusung beberapa elemen penting dalam merencanakan dan mengimplementasikan proyeknya. Pertama, mereka memastikan bahwa proyek tersebut bisa diterima, dipahami, dan dilanjutkan oleh komunitas sebagai penerima manfaat serta memperhatikan juga keterjangkauan masyarakat terhadap proyek tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Penting juga bagi Kawan Baik untuk menetapkan indikator yang terukur, sehingga dapat memantau sejauh mana akses proyek diterima, digunakan, dan mempermudah akses masyarakat.

Novi Tri 'Gogon' Mujahidin, Program Manager Kawan Baik Indonesia menyampaikan bahwa organisasi ini selalu melibatkan komunitas secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek sebelumnya melalui capacity building.

Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, mereka memberikan pelatihan dan dukungan kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Misalnya, pelatihan kesehatan dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan agar komunitas dapat mengimplementasikan praktik-praktik tersebut secara berkelanjutan.

Topik Terkait