Ritual Biksu Jalan Kaki
Perjalanan Thudong yang dilakukan pada perayaan Waisak seringkali memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Selama perjalanan, para praktisi Thudong menghadapi berbagai tantangan fisik dan emosional. Mereka bergantung pada kesederhanaan, kesabaran, dan ketekunan dalam menghadapi kondisi alam yang keras dan kehidupan yang minim.
Selama perjalanan Thudong, para praktisi sering berinteraksi dengan masyarakat setempat. Mereka menerima dukungan dan bantuan dari umat Buddha dan penganut agama lain yang memberikan makanan, pakaian, atau tempat berteduh. Interaksi ini juga memberi mereka kesempatan untuk berbagi ajaran Buddha dengan orang-orang yang mereka temui di sepanjang jalan.
Ritual Thudong dalam perayaan Waisak juga mencakup upacara penting seperti pembacaan ajaran Buddha, meditasi bersama, dan persembahan kepada Sang Buddha Gautama. Para biksu dan penganut agama Buddha merayakan momen ini dengan kesalehan dan kesederhanaan, memusatkan perhatian mereka pada ajaran Dharma dan praktik meditasi.
Thudong, sebagai ritual yang mendalam, mengajarkan nilai-nilai penting seperti kesederhanaan, ketekunan, dan belas kasih. (rgs)