Foto : Freepik.com

IntipSeleb Gaya Hidup – Tibet merupakan salah satu provinsi dari Republik Rakyat Tiongkok yang masuk dalam daerah otonom di Tiongkok. Tibet menempati bagian Utara Gunung Himalaya.

Mayoritas penduduk di wilayah ini beragama Buddha. Kehidupan para biksu di sini tampak selalu damai serta tidak terikat dengan gemerlap duniawi. Lantas, mengapa biksu Tibet menjadi bujangan seumur hidup? Yuk simak informasinya!

Alasan Biksu Melajang

Foto : freepik.com

Biksu Tibet mengikuti ajaran Buddha secara mendalam dan mempraktikkan meditasi secara intensif sebagai bagian dari jalan Rohani mereka. Untuk mencapai tujuan ini, Biksu Tibet menjalani hidup selibat, sebuah gaya hidup tanpa pernikahan yang dilakukan atas alasan agama atau spiritual.

Dalam pandangan agama Buddha khususnya teravada, selibat dikenal dengan sebutan brahmacarya yaitu praktik menghindari aktivitas seksual untuk menjalani kehidupan moral sebagai cara untuk mengakhiri penderitaan dan mencapai kebebasan.

Uniknya, selibat tidak hanya dilakukan oleh Biksu tetapi juga masyarakat Buddha biasa. Bedanya, bagi mereka yang telah bersumpah untuk menjalankan kehidupan suci dan meninggalkan kehidupan berumah tangga dengan menjadi seorang biksu, maka mereka akan hidup selibat selama mereka masih menjadi seorang biksu.

Sedangkan bagi umat awam mereka dapat menjalankan praktik ini dengan menghindari aktivitas seksual pada hari-hari tertentu.

Tradisi di Tibet

Foto : freepik.com

Sampai saat ini adalah hal yang biasa dan sudah menjadi tradisi bagi beberapa keluarga di Tibet untuk mengirimkan salah satu putra mereka yang masih kecil ke biara untuk menjadi biksu selibat seumur hidup.

Umumnya anak-anak yang dikirim adalah mereka yang telah berusia antara 7 atau 8 tahun.
Tidak lama setelah para biksu kecil memulai kehidupan sekolah setikahnya di biara, mereka perlu melayani mentor atau guru mereka selama 3 tahun.

Dalam kesimpulannya, hidup melajang seumur hidup adalah pilihan yang diambil oleh para Biksu Tibet sebagai bentuk pengorbanan dan kesetiaan mereka terhadap agama dan praktik spiritual mereka.

Topik Terkait