IntipSeleb Gaya Hidup – Muncul informasi terkait pengganti dari Firaun yang telah meninggal dunia. Diketahui, firaun bernama Ay yang dijuluki oleh ‘Bapa Tuhan’.
Diketahui, Ay merupakan firaun dinasti ke-18 Mesir Kuno. Lantas, siapakah sosok pengganti firaun ketika meninggal dunia? apakah sosoknya keturunannya masih ada hingga sekarang? Yuk, intip artikel selengkapnya di bawah ini!
Firaun Ay Dijuluki Bapa Tuhan
Terkenal raja laki-laki Mesir kuno yang naik tahta saat masih kecil, meninggal dunia ketika dia berusia sekitar 19 tahun, antara 1327 SM dan 1323 SM adalah Tutankhamun. Namun, kematian Tut tidak terduga menyebabkannya tidak meninggalkan pewaris takhta.
Melansir dari laman Science Alert, Senin, 3 April 2023, setelah Raja Tut meninggal dunia, seorang Firaun bernama Ay (dieja Aya) naik tahta dan memerintah selama sekitar empat tahun hingga meninggal dunia. Diketahui, Ay telah menjadi pejabat kerajaan senior selama bertahun-tahun dan mungkin adalah ayah dari Nefertiti, istri dari ayah Tut, Akhenaten.
Ay adalah firaun dinasti ke-18 Mesir Kuno yang berkuasa selama empat tahun (kemungkinan 1323–1319 SM atau 1327–1323 SM, tergantung kronologi mana yang dipakai). Meskipun Ay adalah penasihat dekat dua atau tiga firaun sebelumnya, ia juga adalah kekuatan dibalik takhta Tutankhamun
Kini, ditemukan bukti bahwa dalam gelarnya sebagai 'Bapa Tuhan' yang mungkin menyiratkan bahwa Ay adalah ayah mertua Akhenaten, Aidan Dodson, tulis seorang profesor Egyptology di University of Bristol di Inggris dalam buku Amarna Sunset: Nefertiti, Tutankhamun, Ay, Horemheb, and the Egyptian counter-reformation (Universitas Amerika di Kairo Press, 2009).
Surat-surat kuno menunjukkan bahwa janda Tutankhamun, Ankhesenamun, sangat ingin mencegah Ay menjadi Firaun dan meminta orang Het, sebuah kerajaan yang berbasis di Anatolia (Turki modern), untuk mengirim seorang pangeran yang dapat menikahinya untuk bisa memerintah Mesir.
Kemudian Raja Het, Suppiluliuma I, merasa sulit untuk percaya bahwa orang Mesir akan mengizinkan seorang Het menjadi firaun. Akan tetapi akhirnya Raja Het mengirim salah satu putranya, Zannanza ke Mesir yang ternyata dia meninggal dunia dalam perjalanan atau setelah memasuki Mesir.
Dodson mencatat bahwa kemungkinan kematian Zannanza disebabkan oleh sebab alami karena catatan sejarah menunjukkan adanya wabah di daerah yang akan dia lalui. Namun, ada kemungkinan juga bahwa Zannanza dibunuh, tulis Dodson dalam bukunya serta Tyldesley mencatat bahwa tidak mungkin orang Mesir akan menerima seorang pangeran Het sebagai firaun.
Pergantian Pemerintah Firaun Ay
Usut punya usut, pemerintahan Ay singkat, tidak lebih dari beberapa tahun. Akhir dari pemerintahan Ay juga kontroversial. Penggantian tahtanya yang tidak berkerabat, Horemheb (dieja Haremhab), menodai makam Ay, menghapus nama dan gambar Ay dan istrinya, Tey (dieja Tiy).
Menurut Richard Wilkinson, seorang profesor Egyptology di University of Arizona dalam bab buku "The Oxford Handbook of the Valley of the Kings (Oxford University Press, 2014), tampaknya ada perebutan kekuasaan antara putra Ay, Nakhtmin dan Horemheb. Setelah menang, Horemheb perlu menunjukkan bahwa Ay adalah hal yang buruk. (bbi)