IntipSeleb Gaya Hidup – Setiap kota di Indonesia memiliki keunikannya masing-masing, termasuk soal julukan. Seperti kota Aceh yang melekat dengan sebutan Negeri Serambi Mekkah.
Diketahui pada abad ke-15 Masehi, pernah mendapat gelar yang sangat terhormat dari umat Islam di Nusantara. Kota ini dijuluki Serambi Mekkah, sebuah gelar yang penuh dengan nuansa keagamaan dan keimanan. Kira-kira apa alasannya? Dilansir dari YouTube HABA ASANews yuk simak 5 alasan Aceh disebut Serambi Mekkah!
1. Jadi Jalur Masuk Islam di Nusantara
Aceh merupakan daerah pertama yang menjadi jalur masuk islam di nusantara tepatnya di kawasan pantai timur Aceh dan Pasai. Dari Aceh, islam kemudian berkembang sangat cepat ke seluruh nusantara sampai ke Filipina. Mubalig-mubalig Aceh meninggalkan kampung halaman untuk menyebarkan agama Allah ke berbagai wilayah Tanah Air.
2. Pusat Pendidikan Islam di Nusantara
Setelah menjadi jalur masuk Islam, daerah Aceh pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan di nusantara dengan hadirnya Jamiyah Baiturrahman, sebuah Universitas Baiturrahman. Kampus itu dilengkapi dengan berbagai fakultas. Mahasiswa yang berguru di Aceh datang dari berbagai penjuru dunia.
3. Pelindung Kerajaan Islam di Nusantara
Kerajaan Aceh Darussalam pernah mendapat pengakuan dari Syarif Mekah atas nama khalifah islam di Turki bahwa kerajaan Aceh adalah pelindung kerajaan-kerajaan islam lainnya di nusantara. Oleh sebab itu, seluruh sultan di Nusantara mengakui Sultan Aceh sebagai payung mereka dalam menjalankan tugas kerajaan.
4. Aceh Sebagai Pelabuhan Haji di Nusantara
Daerah Aceh pernah menjadi pangkalan atau pelabuhan haji untuk seluruh nusantara. Orang-orang muslim Nusantara yang pergi haji ke Mekkah menggunakan kapal laut, sebelum mengarungi Samudera Hindia, menghabiskan waktu sampai 6 bulan di Banda Aceh Darussalam.
5. Banyaknya Kesamaan Aceh dengan Mekkah
Kala itu, banyak persamaan antara Aceh dengan Mekah. Sama-sama islam, bermadzhab Syafii, berbudaya Islam, berpakaian Islam, berhiburan Islam dan berhukum dengan hukum islam. Tidak ada campur aduk antara adat, kebiasaan dengan ajaran Islam. Meski kini, sudah mulai memudar.(prl).