IntipSeleb Gaya Hidup – Belakangan, permainan lato-lato menjadi sangat viral dan ditemukan di berbagai tempat di Indonesia. Tak hanya anak-anak, sejumlah publik figur sampai terkena demam lato-lato dan unjuk kebolehannya.
Kendati sangat viral, nyatanya, lato-lato sempat dilarang di beberapa negara, termasuk di Mesir. Mengapa? Yuk simak ulasannya di artikel berikut!
Dilarang di Mesir
Permainan lato-lato memang bukan hal yang baru. Di Indonesia, permainan ini dikenal sejak tahun 90-an, lalu kemudian viral kembali di akhir tahun 2021 kemarin hingga saat ini.
Tak hanya Indonesia, lato-lato juga dimainkan di berbagai negara dengan nama yang berbeda-beda. Di Mesir dikenal dengan nama Sisi's balls atau Clackers ball. Penamaan Sisi’s balls di tahun 2017 sempat kontroversial karena ‘Sisi’ dianggap mirip dengan nama presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. Sedangkan balls mengacu pada testis atau organ reproduksi. Oleh sebab itu, mainan lato-lato dianggap menghina presiden dan melecehkan pemerintah.
Sumber lain menyebut, The clackers, yang kala itu telah menjadi mode mainan baru di Mesir, telah dijuluki "pendulum Sisi" atau lebih meremehkannya sebagai "buah zakar Sisi".
Atas dasar kontroversi yang terjadi, Direktorat Keamanan Giza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi telah menangkap 41 penjual lato-lato dan menyita 1.403 pasang mainan itu.
"Kepala Direktorat telah memutuskan untuk tegas menghadapi pedagang mainan ini dan menertibkan semua perilaku negatif yang membuat marah warga," kata pernyataan itu, dilansir dari The New Arab, Selasa, 10 Januari 2023.
"Sebuah kampanye telah diluncurkan selama dua hari terakhir untuk menghilangkan fenomena ini dan menantang perilaku negatif anak-anak, yang berdampak pada pola pikir warga negara," tambahnya.
Larangan Sebelumnya Terjadi di Amerika
Tak hanya di Mesir, di Amerika Serikat permainan lato-lato juga pernah dilarang sejak tahun 1970 atau awal kemunculannya di negara Paman Sam. Sebab, bahan bola yang digunakan bukan terbuat dari karet atau kayu, melainkan dari kaca.
Anak-anak di Amerika Serikat sempat kelewatan dalam memainkannya, hingga beberapa kali kejadian bola tersebut dibantingkan ke tanah hingga pecahan kacanya berhamburan dan mengenai orang. Akhirnya permainan ini dianggap berbahaya dan dilarang dalam jangka waktu yang lama. (rth)