Banyak yang mengkaitkan turunnya salju tersebut sebagai tanda-tanda kiamat sudah semakin dekat. Hal ini juga sejalan dengan hadits Rasulullah SAW.
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجاً وَأَنْهَاراً وَحَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ بَيْنَ الْعِرَاقِ وَمَكَّةَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ ضَلاَلَ الطَّرِيقِ وَحَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ
Artinya: "Kiamat tidak akan terjadi hingga wilayah Arab kembali menjadi tanah yang subur banyak padang hijau dan sungai-sungai. Hingga orang yang melakukan safar antara Iraq dan Makkah, tidak ada yang ditakuti selain kegelapan di jalan. Dan tidak muncul kiamat sampai terjadi banyak pembunuhan," (HR. Ahmad).
Tanggapan dari Pemuka Agama
Dikaitkannya salju dengan hari kiamat menurut pemuka agama merupakan sebuah praduga. Karena hari kiamat sendiri masih bersifat gaib.
“Turunnya salju di Arab Saudi itu ada hubungannya dengan kiamat, itu baru praduga, kalau kita kembalikan Naas, kita kembalikan pada hadits, karena ini urusan gaib, dan ini belum terjadi, kita gak tahu sama sekali, kita kembali kan ke ilmu dulu gitu, yang ada dalam hadits itu gimana ya yang ada seperti itu," ujar Ustaz Masri Abu Abdurrahman terkait turunnya salju di jazirah Arab, dilansir dari program acara IntipSeleb pada 2 Januari 2023. (bbi)