Namun, selain penjualan album, tur, dll, mereka juga memanfaatkan nilai kosmetik untuk menambah asetnya. Melansir dar Naver, bahwa Swift menjadi miliarder semata-mata melalui aspek musik, seperti penjualan album dan penampilan, merupakan hal yang sangat penting.
Faktanya, 'Dieras Tour', yang melakukan tur ke sekitar 20 kota di Amerika Serikat dari bulan Maret hingga Agustus, mencatat penjualan sebesar $2,2 miliar (sekitar 2,9876 triliun won) atau Rp35,1 triliun hanya dari penjualan tiket.
Untuk film konser live 'Taylor Swift: The Eras Tour', yang baru-baru ini dirilis di Amerika Utara, menghasilkan $96 juta (sekitar 130,3 miliar won) atau Rp1 triliun pada akhir pekan pertama saja.
Film ini juga akan dirilis di CGV di Korea pada tanggal 3 bulan depan. Reservasi tiket dilakukan sehari sebelumnya, dan slot malam akhir pekan pertama (Jumat, Sabtu, Minggu) di teater IMAX langsung terjual habis. Alhasil, sesi pukul 12:55 pada hari Sabtu dan Minggu pun digelar, dan masing-masing terjual lebih dari setengahnya.
Konon perekonomian komunitas tempat Swift mengadakan konser selalu direvitalisasi sehingga memunculkan istilah 'Swiftnomics'.