Foto : Christian Film Blog

Jakarta Film His Only Son sudah tayang di berbagai bioskop di Indonesia sejak 30 Agustus 2023 lalu. Namun, belakangan jadi sorotan karena diprotes oleh salah satu Anggota DPR RI yang menilai ada unsur penyesatan di dalam film tersebut.

Apa alasannya dan siapa yang melarang? Langsung saja kita intip yuk artikelnya!

Ace Menilai Narasi Film His Only Son Menyesatkan


Source: dpr.go.id

Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily menyoroti salah satu film Hollywood yang baru saja tayang di Indonesia yakni His Only Son. Film yang mengangkat kisah Abraham dalam kitab suci umat Kristen ini menurutnya harus dihentikan karena tidak sejalan dengan cerita yang ada dalam agama Islam.

"Beredarnya film His Only Son di Indonesia sebaiknya dihentikan atau banned. Narasi film ini penuh dengan kontroversi. Muatan film ini tidak seperti pemahaman selama ini tentang sejarah Nabi Ibrahim As yang diyakini umat Islam di Indonesia pada umumnya," kata Ace, dikutip dari laman DPR RI, Kamis 14 September 2023.

Menurut Ace Hasan Syadzily, kisah yang berbeda ini bisa menimbulkan beragam persepsi hingga adanya kesesatan. Seperti ajaran Islam soal Nabi Ibrahim yang punya dua anak yakni Nabi Ismail dan Nabi Ishak dan Ismail putra Ibrahim dan Siti Hajar tidak diakui dalam film ini.

"Jika peredaran film ini hanya ditujukan pada kalangan terbatas seperti keyakinan agama tertentu, masih kami pahami. Tapi jika film ini beredar luas, maka akan menimbulkan pemahaman sejarah yang menyesatkan menurut keyakinan agama Islam di Indonesia," kata Ace.

Minta Ditarik Peredarannya


Source: Christian Film Blog

Politikus Golkar ini menilai ketiadaan Nabi Ismail dalam film His Only Son melenceng dari ajaran Islam karena Ismail menurunkan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam.

Oleh sebab itu, ia meminta film ini dilarang tayang di bioskop-bioskop Indonesia, juga dilarang ditayangkan di platform apapun. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI juga harus turun tangan.

"Jika pemahaman seperti yang tergambar dalam film ini beredar luas, maka sesungguhnya sama saja dengan meniadakan keterkaitan ajaran Islam dengan sejarah Nabi Ibrahim AS," kata Ace.

"Oleh karena itu, saya minta kepada pihak terkait, sebaiknya film ini ditarik peredarannya dari bioskop di Indonesia, termasuk juga dari berbagai media penayangan film di Indonesia. Saya juga mendesak pihak Kominfo untuk turun mengkaji peredaran film ini," kata Ace. (nes)

Topik Terkait