Foto : IMDb

Review Film

Foto : IMDb

Film bermula ketika Inger memperkenalkan diri sebagai pengidap Skizofrenia di sebuah bus. Ini membuat turis lain syok. Namun, kejujuran Inger menyita perhatian Christian.

Bocah laki-laki ini pelesir ke Paris bersama orangtua, Andreas dan Margit. Andreas memperingatkan putranya untuk tidak terlalu dekat dengan Inger. Tetapi semakin dilarang, inteaksi Christian dan Inger malah menguat.

Yang membuat Rose mudah dicintai penonton, Inger tak ditempatkan sebagai pesakitan tanpa daya. Ia tampak manusiawi bahkan saat penyakitnya kambuh, kita bisa memahami meskipun kadang perilakunya menyebalkan.

Niels Arden Oplev bisa menerjemahkan dengan detail bagaimana Skizofrenia berdampak tak hanya ke psikis tapi juga fisik pasien yang bertransformasi menjadi ringkih dan tampak sekian tahun lebih tua daripada mereka yang sehat.

Performa Sofie Grabol dari gaya bicara, cara menatap lawan bicara, merengek hingga marah, postur tubuh kala berdiri maupun berjalan, semuanya terasa believable. Ditambah dengan gaya berbusananya, tanpa bicara pun penonton paham ada yang tak beres dengan psikis Inger.

Topik Terkait