INGGRIS – Meghan Markle dikabarkan membuat 200 orang pengangguran karena dipecat dari Spotify. Kabarnya, mantan anggota Royal Family ini gagal membuahkan atau memberikan hasil yang besar untuk podcast Archetypes with Meghan.
Di sisi lain, Pangeran Harry menyinggung nama Meghan Markle ketika berada di pengadilan memberikan kesaksian. Tentang apa? Scroll terus!
Meghan Markle Buat 200 Orang Jadi Pengangguran?
Spotify memangkas 200 pekerjaan setelah Meghan Markle dan Pangeran Harry gagal membuahkan hasil dari Archetypes with Meghan. Spotify memecat ratusan orang untuk memulihkan diri dari investasi besar-besaran di sektor ini yang tidak membuahkan hasil secara finansial.
Mengutip GB News, salah satu penyebab pemecatan massal Spotify adalah perjanjian dengan Meghan Markle dengan membayar £15 juta atau Rp240 miliar untuk podcast Archetypes with Meghan.
Raksasa streaming musik itu mengumumkan, Spotify akan melakukan pemangkasan yang setara dengan dua persen dari jumlah tenaga kerjanya saat mereka menata ulang sisi podcast dari bisnisnya.
Diketahui, Meghan Markle merilis serial podcast pada tahun 2022 yang diberi nama 'Archetypes with Meghan'. Podcast ini memiliki 12 episode dan mencakup penampilan tamu dari Serena Williams, Mariah Carey, dan Paris Hilton.
Pangeran Harry Gugat Peretasan Ilegal Karena Meghan Markle
Mengutip Independent, Pangeran Harry berulang kali diminta untuk memberikan bukti kuat untuk mendukung klaim peretasan telepon surat kabar. Ia membawa kasus ini untuk melindungi istrinya Meghan Markle dari pelecehan.
Pangeran Harry itu menuduh surat kabar itu melakukan ‘penghancuran bukti berskala industri"’dan menyalahkan kurangnya data panggilan atas dugaan penggunaan telepon untuk meretas.
"Saya yakin peretasan telepon terjadi dalam skala industri di setidaknya tiga surat kabar pada saat itu dan itu tidak diragukan lagi," kata Panegran Harry kepada pengadilan.
Menyatakan Meghan Markle sebagai motivasi utamanya untuk mengambil tindakan hukum atas dugaan pengumpulan informasi ilegal, Pangeran Harry mengaku akan merasakan ketidakadilan jika klaimnya tidak berhasil.