Foto : Berbagai sumber

IntipSeleb – Pangeran Harry dan Meghan Markle sejak Maret 2020 pamit dari media sosial. Pasangan penuh kontroversi ini disebut tidak tahan dan kecewa karena hujatan yang ditemukan. Bahkan, Meghan Markle mengatakan jika ia merupakan orang yang paling dianiaya selama setahun penuh.

Walau berhenti dari media sosial, Pangeran Harry dan Meghan Markle justru dikecam karena meminta data pribadi orang-orang melalui organisasi mereka, Archewell. Netter mengklaim jika pasangan itu mencoba untuk masuk ke dalam kehidupan privasi orang-orang. Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Meghan Markle Keguguran Anak Kedua, Pangeran Harry Menangis

Berhenti dari Media Sosial

Foto : Berbagai sumber

Pangeran Harry dan Meghan Markle mengumumkan berhenti menggunakan akun Instagram kerajaan @SussexRoyals sejak Maret 2020 lalu. Padahal, Harry dan Meghan telah mengumpulkan lebih dari 10 juta pengikut.

Nyatanya, jutaan pengikut itu tidak membuat Pangeran Harry dan Meghan Markle senang. Mengutip The Guardian pada Senin, 11 Januari 2021, Harry dan Meghan Markle kecewa dan tidak tahan dengan kebencian yang ditemukan di media sosial. Terbukti karena akun Sussex Royals menutup kolom komentar mereka.

The Sunday Times melaporkan, keduanya tidak berniat untuk menggunakan media sosial apapun untuk mengembangkan Archewell, organisasi non-profit untuk mendorong perubahan kerja nirlaba dan aktivitas kreatif.

Pasangan yang menikah pada tahun 2018 itu sepakat untuk tidak memanfaatkan gelar kehormatan kerajaan dalam organisasi mereka. Keputusan ini diambil sejak musim semi tahun lalu saat baru mendirikan Archewell.

Sebelumnya, Meghan Markle pernah mengaku jika dirinya merupakan orang yang paling teraniaya selama tahun 2019 lalu. Mantan aktris Hollywood itu kemudian menyinggung soal hal-hal tidak benar mengenai dirinya yang disebar ke media sosial.

“Aku diberitahu bahwa pada tahun 2019, aku adalah orang yang paling teraniaya di seluruh dunia. Jika orang-orang mengatakan hal-hal tentang dirimu yang tidak benar, itu akan berdampak pada kesehatan dan kesehatan emosional bisa rusak,” ungkap Meghan Markle dilansir dari Podcast Teenager Therapy pada Oktober 2020.

Situs Archewell incar data pribadi

Foto : Berbagai sumber

Setelah mengumumkan pamit dari media sosial, Pangeran Harry dan Meghan Markle setuju untuk lebih aktif mengembangkan organisasi mereka, Archewell. Organisasi non-profit yang didirikan pada 2019 ini bahkan memiliki podcast di Spotify dan bekerja sama dengan Netflix untuk mempromosikan aktivitas kreatifnya.

Melansir Express, saat membuka situs resmi Archewell, pengguna disuguhkan dengan visi dan misi dari Pangeran Harry dan Meghan Markle. Situs tersebut juga menjelaskan akan menggunakan data pengunjung seperti nama, alamat email, lokasi serta informasi lainnya yang telah disetujui kepada pihak ketiga.

Ironisnya, penggunaan data pribadi pengunjung tersebut mengingatkan terhadap keputusan Harry dan Meghan yang meninggalkan Kerajaan Inggris karena alasan privasi. Keduanya menganggap privasi adalah hal penting. Namun menggunakan data pribadi pengunjung situs mereka kepada pihak ketiga, meski tujuannya untuk amal.

“Sebagai informasi, Pangeran Harry dan Meghan Markle (pernah) menuntut fotografer karena melanggar privasi. (Tapi) dapat mengumpulkan nama, alamat, alamat IP, teks, video, dll. Dan kemudian membagikannya dengan perusahaan untuk cari untung,” kata netter dikutip dari Express.

Tapi privasi orang lain tidak dihitung. Hanya privasi mereka,” sambung selanjutnya.

Terlepas dari keputusan berhenti dari media sosial, Pangeran Harry dan Meghan Markle direncanakan untuk reuni dengan Ratu Elizabeth II di Inggris pada Juni 2021 mendatang. Melansir US Magazine, keduanya juga akan merayakan parade Trooping The Colour 2021 sebagai tradisi merayakan ulang tahun Ratu Elizabeth II ke-95.

Baca Juga: Murka, Ratu Elizabeth II Diduga Ancam Copot Gelar Pangeran Harry

Topik Terkait