Kebaikan Carlo Acutis tidak berhenti sampai di situ. Semasa hidupnya, ia diam-diam menabung dan membelikan kantong tidur untuk para tunawisma. Adapun saat malam hari, Carlo Acutis membawakan mereka minuman panas.
Kebaikan Carlo kepada tuna wisma baru terungkap saat dia meninggal pada 12 Oktober 2006 karena penyakit leukemia. Saat pemakamannya, gereja dipenuhi orang-orang miskin yang dibantu oleh Carlo Acutis secara diam-diam.
“Ketika dia meninggal, di pemakaman, gereja itu penuh dengan orang-orang miskin. Semua orang bertanya-tanya apa yang mereka lakukan di sana. Nah, Carlo dulu membantu mereka secara rahasia. Dia diam-diam memberikan kantong tidur dan makanan. Itulah sebabnya mereka ingin menghadiri pemakaman,” ungkap ibu Carlo Acutis, Nicola Gori.
Jasad Carlo Acutis Dipamerkan
Sumber foto: NCRegister
Setelah Carlo Acutis meninggal pada tahun 2006, muncul seruan dari berbagai kalangan untuk memberikan gelar Beato kepadanya. Pada tahun 2013, Carlo Acutis dinobatkan sebagai Hamba Tuhan, sebagai tahap pertama dalam perjalanan kesucian. Barulah pada 10 Oktober 2020 atau 14 tahun setelah kematiannya, Carlo Acutis dinobatkan gelar Beato dari Paus Fransiskus.
Untuk mengenangnya, jasad Carlo Acutis dipamerkan hingga 17 Oktober 2020. Jasad Carlo Acutis digali kembali dari pemakaman di Santa Maria Maggiore, Asisi, Italia dan dalam keadaan ‘tidak terlalu rusak’.