Kesulitan untuk mendapatkan segelas minuman bubble tea itu yang kemudian memunculkan banyaknya calo. Ada banyak pria paruh baya yang terlihat antri sejak pagi hingga beberapa blok di dekat toko ketika toko pop-up itu dibuka pertama kali di hari Selasa. Beberapa calo, atau dalam bahasa Mandarin kerap disebut 'yellow cattle' ini bahkan menerapkan tarif pada penggemar sebesar 50yuan atau sekitar Rp99ribu hanya untuk berfoto selfe dengan botol milk tea dari toko itu.
"Saat aku melintas pagi-pagi dan sudah ada cukup banyak yellow cattle di sana. Aku berbincang dengan mereka dan mereka mengatakan bahwa ada sekitar 300 orang dari kelompok mereka yang tiba hari ini. Toko padahal jelas buka saat siang, tapi mereka sudah antri sejak pagi," tulis seseorang memberi komentar.
Padahal larangan adanya yellow cattle ini telah dipasang di depan pintu toko, pihak toko juga memaksa pelanggan untuk membuka minuman sebelum pergi, mencegah terjadinya penjualan ulang, dan ada petugas polisi berpatroli di pintu masuk untuk mengusir para calo.
Inspirasi lagu Jay Chou
sumber: AsiaOne
Chou dikenal atas kecintaannya pada bubble tea, dimana dia cukup sering mengunggah minuman ini di media sosial. Lagu berjudul Won't Cry ini sudah merajai tangga lagu di China, Hong Kong dan Taiwan sejak dirilis Senin lalu. Lagu ini bercerita tentang pekerja di toko milk tea dengan bayaran rendah tapi rela bekerja lembur hanya untuk membeli kamera mahal bagi kekasihnya yang seorang fotografer.