India – Amitabh Bachchan menjadi viral karena ekspresinya yang beredar di media sosial. Ia terlihat kesal saat berhadapan dengan penata rambut untuk salah satu acara.
Si penata rambut tersebut mengoleskan bedak hitam ke kepala suami Jaya Bachchan itu. Lantas, mengapa kesal? Intip selengkapnya di bawah ini.
Kena Bedak Hitam
Amitabh Bachchan dikenal sebagai artis India senior yang sudah malang melintang di dunia Bollywood. Ia juga beradu akting dengan Shah Rukh Khan, Salman Khan, dan Hrithik Roshan.
Namun, layaknya manusia biasa, Amitabh Bachchan mendadak viral karena ekspresinya. Ia kesal karena penata rambut mengoleskan bedak hitam ke kepalanya menggunakan penyemprot untuk menutupi uban.
Penata rambut tersebut menghadang mata dan mulut Amitabh Bachchan menggunakan tangannya. Namun kekuatan penyemprot rambut itu dinilai cukup besar hingga membuat suami Jaya Bachchan itu kesal.
Dilansir dari Siasat, hal ini menjadi sorotan warganet karena jarang sekali melihat Amitabh Bachchan kesal. Apalagi mereka ikut merasakan kekesalan Amitabh Bachchan yang terganggu dengan penyemprot rambut.
Nangis
Di sisi lain, Amitabh Bachchan mengaku sedih sampai menangis setelah melihat film terbaru putranya, Abhishek Bachchan berjudul Ghoomer.
Ia terharu atas alur dan visual dari film tersebut.
“Menonton GHOOMER secara berurutan dua kali... Minggu sore... dan kemudian di malam hari lagi... dan keputusannya tak bisa disebutkan... sungguh LUAR BIASA... mata saya sudah berada dalam aliran air mata sejak frame pertama... dan ketika keturunannya terlibat, mereka mengalir deras .. dan setiap reaksi memiliki keajaiban dalam pikiran dan kata-kata serta perbuatan mereka .. masing-masing memperhatikan sesuatu yang begitu menawan dan menarik .. emosinya berhubungan dengan permainan kriket dan kisah seorang gadis dan ambisinya." tulis Amitabh Bachchan.
“Tetapi ini benar-benar merupakan nuansa penggambaran dan kesan yang diberikan tidak hanya pada permainan, tetapi juga pada efek dari keluarga, Ibu, dari apa yang India tengah perjuangkan dalam kehidupan kita .. ini merupakan kesederhanaan dari cara narasi terjadi .. ini merupakan ketangkasan yang telah dirajut oleh R Balki di hadapan kita, dengan cara yang paling sederhana, sebuah ide yang paling rumit .. tentang pecundang dan pemenang .. tentang apa yang masing-masing dari kita alami,” sambungnya. (hij).